Selasa, 24 Maret 2009

Pembangunan PLTU

PLTU TJB Unit 3 dan 4 Telan Dana Rp 24 Triliun

2012 Sudah Siap dioperasikan


JEPARA-Pasokan listrik untuk sistem Jawa-Madura-Bali bakal kembali bertambah. Dua unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) unit 3 dan 4 Tanjung Jati B (TJB) bakal segera dikebut pembangunannya. Lokasinya sendiri masih satu kompleks dengan unit satu dan dua di kawasan Desa Tubanan, Kecamatan Kembang.

Proses pelaksanaan masa konstruksi ditandai dengan pencanangan oleh Bupati Jepara Hendro Martojo yang disaksikan Muspida plus dan pimpinan PT PLN Pembangkitan TJB pada Rabu (18/3). Secara resmi masa pembangunan sudah dimulai pada 25 Maret 2009. Pencanangan proyek sendiri secara simbolis ditandai dengan penekanan sirene oleh bupati disaksikan General Manajer PT PLN Pembangkitan TJB Basuki Siswanto dan Site GM Sumitomo Corporation Wasamitra Engineering Join Operation, Mr Tanimoto.

Sumitomo Corporation Wasamitra Engineering Join Operation bertindak sebagai kontraktor yang membangun infrastruktur. Adapun sumber pembiayaan terhadap pembangunan PLTU unit tiga dan empat tersebut berasal dari sejumlah sindikasi perbankan internasional diantaranya Japan Bank Corporation, BNP Paribas.

Jumlah total pembiayaan untuk mega proyek ini menelan dana tidak kurang 2 miliar US Dollar atau setara 200 miliar Yen atau 24 triliun rupiah. Proyek ini sendiri diperkirakan akan berlangsung efektif selama 35 bulan. Untuk operasionalnya direncanakan akan beroperasi mulai tahun 2012. Tepatnya untuk unit 3 akan beroperasi pada Februari 2012. Sedangkan unit empat mulai beroperasi menyuplai pasokan listrik ke sistem Jawa Bali mulai Maret 2012.

Kapasitas dua unit PLTU yang baru nanti sama dengan dua unit PLTU yang sudah dulu beroperasi. Masing-masing unit berkapasitas 710 gross Mega Watt (MW) atau 660 MW net. Menurut Gede Mayura Manajer SDM dan Umum menjelaskan dari sisi per unit, bisa dibilang kapasitas unit paling besar di Indonesia. “Namun untuk jumlah total kapasitas produksi listriknya menempati nomor tiga jika unit tiga dan empat sudah dioperasikan. Nomor satu ditempati PLTU Phaiton dan peringkat kedua ditempati PLTU Suralaya,” ungkap Gede di sela-sela acara pencanangan.

Sementara itu dalam sambutannya Mr Tanimoto berharap pembangunan dua unit PLTU yang baru memberikan kontribusi positif untuk menambah pasokan energi di Indonesia. “Kita berharap suplai energi listrik dengan pembangunan unit tiga dan empat terpenuhi,” jelasnya.

Sedangkan GM PT PLN Pembangkitan TJB Basuki menjelaskan bahwa pembangunan dua unit baru berlokasi dikawasan PLTU TJB. Lokasinya juga berdekatan dengan unit satu dan dua. Pembangunan unit baru ini masih memakai lahan milik PLTU. Luas areal kawasan PLTU sendiri mencapai 150 hektar.

Basuki memaparkan kontribusi pasokan energi ke sistem tranmisi 500 KV Jawa-Madura-Bali untuk unit satu dan dua memberikan kontribusi listrik sebesar 9 persen. “Dengan dioperasikannya PLTU TJB tiga dan empat diharapkan bisa memberi kontribusi energi ke sistem Jawa-Bali-Madura sebesar 11,5 persen,” ungkap Basuki.

Pembangunan dua unit yang baru, imbuh Basuki, juga dalam kerangka diversifikasi bahan bakar minyak ke bahan bakar batu bara. Dari estimasi yang ada, dengan penggunaan batu bara untuk PLTU dibanding PLTU berbahan bakar minyak perbandingannya 1 dibanding 5,5. Dari penghitungan diketahui, PLTU berbahan bakar batu bara bisa menghemat biaya bahan bakar sejumlah 2,46 juta kilo liter pert tahun atau setara dengan Rp 11,3 triliun per tahun. Dengan asumsi bahan bakar solar per liter Rp 4.581.

Sebagaimana dua unit PLTU sebelumnya, unit tiga dan empat kerjasama antara pemerintah RI dan kontraktor dalam hal ini Sumitomo Corporation Wasamitra Engineering Join Operation berbnetuk leasing. Maksudnya setelah 20 tahun berjalan, kepemilikannya baru diberikan secara penu kepada PT PLN (Persero). (zis)



Serap Tenaga Kerja 4 Ribu

Pembangunan Proyek PLTU TJB Unit 3 dan 4


JEPARA-Pelaksanaan pembangunan mega proyek PLTU TJB unit tiga dan empat menurut perkiraan manajemen PT PLN Pembangkitan TJB bakal menyerap tenaga kerja tidak kurang 4 ribu pekerja. Dari jumlah ribuan itu, sekitar 57 persen berasal dari warga Jepara. Lebih khusus lagi dari 57 persen ini, 45 persen tenaga kerjanya berasal dari Kecamatan Kembang.

Dewanto Humas PT PLN Pembangkitan TJB mengatakan puncak penyerapan tenaga kerja berlangsung pada bulan ke-18 dari 35 bulan yang direncanakan untuk membangun proyek yang akan menjadi obyek vital negara sebagaimana proyek PLTU unit satu dan dua, sebelumnya.

Penambahan dua unit ini menurut Dewanto juga akan diimbangi dengan program bina lingkungan dengan nama project relation. Untuk mengatasi persoalan lingkungan terkait dampak lingkungan, PLTU TJB juga menerapkan teknologi tinggi dalam pengoperasiannya misalnya Flue Gas Desulphurization (FGD). Fungsi alat ini untuk mengurangi emisi Sox dari gas buang cerobong.

Pembangunan unit tiga dan empat sendiri sudah mendapat persetujuan kelayakan lingkungan/Amdal ang dikeluarkan Departemen Pertambangan dan Energi. Selain itu, dari sisi kelayakan lingkungan, juga telah mendapatkan persetujuan dari gubernur Jateng no. 560.1/20/2007.

Sementara itu, Bupati Jepara Hendro Martojo dalam sambutannya dalam acara Pencanangan PLTU Unit 3 dan 4 mengatakan dengan dilanjutkannya pembangunan proyek tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Jepara sangat kondusif untuk berbagai proyek dan investasi.

“Tidak kalah pentingnya dengan berlangsungnya pembangunan unit tiga dan empat bisa menggerakkan sektor ekonomi masyarakat misalnya bertambahnya warung-warung di sekitar PLTU dan lainnya,” ungkap bupati yang sudah terpilih dua kali ini.

Pada intinya, bupati melihat bahwa proyek ini diharapkan bakal memberikan multiplier effec kepada masyarakat termasuk diantaranya penyerapan tenaga kerja, utamanya tenaga kerja yang berasal dari warga sekitar PLTU TJB.

Kepada PT PLN TJB maupun pihak yang terlibat dalam pembangunan mega proyek tersebut, bupati berharap, mereka bisa secara aktif membangun komunikasi dengan masyarakat utamanya para nelayan. Pasalnya pembangunan proyek tersebut berlangsung lama yaitu 35 bulan. Sementara berbagai peralatan berat dan peralatan untuk konstruksi bangunan melalui jalur laut. Bila tidak ada komunikasi tentu bisa menimbulkan miss komunikasi.

“Kita minta dilakukan sosialisasi dan komunikasi dengan masyarakat sekitar lebih-lebih kepada nelayan yang selama ini mencari ikan dilaut. Dengan sosialisasi diharapkan akan terjadi kesepahaman,” pinta bupati.

Pria kelahiran Tayu Pati ini juga meminta kepada PT PLN dan pihak terkait yang terlibat dalam proyek pembangunan ini untuk memberikan lapangan kerja kepada masyarakat sekitar tentunya dengan tetap mengindahkan kemampuan dan kapabilitas.

Harapan bupati lainnya adalah program corporate social responsibility (CSR) makin dikembangkan PT PLN TJB. “ gratis, bea siswa bagi anak yang tidak mampu tapi berprestasi dan lainnya,” ungkap bupati. (zis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar