Senin, 16 Februari 2009

Penipuan Berkedok Penjualan Regulator Tabung Gas

Modus Perbaiki Regulator, Peras Konsumen
Mengaku dari Petugas Pertamina

JEPARA-Bagi masyarakat yang kini sedang menikmati program konversi minyak tanah ke gas mesti berhati-hati. Pasalnya belakangan ini marak pemerasan berkedok penjualan regulator tabung gas. Oknum sales datang ke rumah warga dengan cara mengaku dari Pertamina. Mereka berdalih bisa memperbaiki slang dan regulator datang ke rumah-rumah warga yang baru saja mendapatkan fasilitas tabung elpiji tiga kg dan kompor. Mereka mengaku memperbaiki regulator dan slang, namun ujung-ujungnya mereka menjual regulator dan pendukung lain.

Modusnya mereka datang secara berkelompok dengan mobil. Mereka kemudian menyebar ke sejumlah tempat. Satu persatu petugas yang sebetulnya hanya penjual regulator ini berpura-pura hendak memeriksa regulator dan selang milik warga yang barusan mendapatkan tabung gas dan kompor dari Pertamina.

Setelah berhasil masuk rumah , mereka seolah-olah memeriksa regulator dan slang yang milik calon korbannya. Begitu lengah, bukannya mereka memperbaiki melainkan merusak peralatan yang sebetulnya dalam kondisi baik. Mereka kemudian memberitahukan kepada pemilik regulator bahwa alat tersebut rusak.

Setelah berhasil menggiring konsumen untuk percaya bahwa regulator maupun komponen lain rusak, mereka kemudian beraksi dengan mengaku menjual regulator. Harga yang ditawarkan sales regulator cukup fantastis dari harga pasaran.

Satu unit regulator dengan kualitas bagus dipasaran harga per unit sekitar Rp 60 ribu. Namun ditangan sales yang mengaku bisa memperbaiki regulator, mereka kemudian menjualnya kepada konsumen dengan harga Rp 250 ribu hingga Rp 300 ribu per unit.

Junaidi, 45 tahun, warga Desa Tiga Juru, Kecamatan Mayong mengaku sekitar seminggu lalu istrinya, Khotijah, 35 tahun, yang saat itu dirumah didatangi petugas yang mengaku dari Pertamina. Mereka mengaku hendak memperbaiki regulator tabung gas.

“Kepada istri saya, petugas yang mengaku pegawai Pertamina mengatakan jika regulator dalam kondisi tidak baik. Setelah itu mereka kemudian menjual regulator kepada istri saya dengan harga sekitar Rp 60 ribu satu unitnya,” ungkap Junaidi, kemarin, melalui Ponselnya.

Warga RT 3/I Desa Tiga Juru ini mengaku kesal karena harga yang dipatok petugas tersebut mahal dari harga pasaran. Pun dia melihat kualitas regulator yang dijual juga tidak lebih baik.

“Bukan hanya keluarga kami. Sejumlah tetangga lainnya juga ada yang menjadi korban penjualan regulator seperti ini,” jelasnya.

Tikno, warga Mayong lainnya mengaku juga merasakan modus penipuan yang dilakukan sales penjual regaulator. Mereka mendatangi calon korbannya dengan cara memeriksa slang dan regulator. “Ujung-ujungnya mereka menjual regulator,” ucapnya.

Terpisah, Heppy Wulansari selaku Asisten Manajer Eksternal PT Pertamina Pemasaran BBM Retail Jateng DIY menjelaskan melalui SMS kepada wartawan bahwa petugas Pertamina tidak ada yang menjual regulator dan perangkat lainnya. Kalaupun ada menurutnya itu hanya mengaku-ngaku saja. “Kami harap masyarakat waspada dan tidak mudah percaya terhadap petugas yang mengaku dari Pertamina,” terangnya. (zis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar