Jumat, 27 Februari 2009

Kandang Ayam Resahkan Warga

Kandang Ayam Resahkan Warga Geneng
Pemkab diminta Memindahkan ke luar Pemukiman

JEPARA-Keberadaan kandang ayam ditengah pemukiman di Desa Geneng, Kecamatan Batealit tepatnya di RT 9/II diresahkan sebagian warga. Mereka mengaku terganggu akibat bau dan lalat yang beterbangan diliingkungan akibat kandang ayam potong tersebut. Pemkab didesak untuk segera bertindak misalnya dengan memindahkan kandang ayam ke tempat lain.

Kandang ayam sudah berdiri sekitar 2,5-3 tahun. Selama itu pula sebagian warga sudah melakukan komplain baik ke pemilik yaitu Sukarno maupun ke instansi terkait termasuk melaporkan ke Pemkab namun sejauh ini belum ada tindakan konkrit terkait keluhan warga tersebut.

“Kami sudah beberapa kali menyampaikan ke yang bersangkutan tapi nyatanya tidak ada respon. Ke Pemkab masalah ini juga sudah kami sampaikan tapi belum ada tanggapan. Terakhir kami sudah melaporkan masalah ini ke bupati tapi belum direspon. Pihak lingkungan termasuk kami tidak pernah diajak bicara mengenai pendirian kandang tersebut padahal kandangnya kan ditengah pemukiman,” tandas Midhan Anis, salah seorang warga yang kebetulan rumahnya bersebelahan langsung dengan kandang ayam tersebut, Jumat (27/2).

Midhan mengaku sudah pernah ada pertemuan membahas keberadaan kandang ayam dikampungnya dengan melibatkan sejumlah pihak terkait pada tahun 2007. Dalam pertemuan itu, ada kesepakatan bahwa selama musim kemarau masih ada toleransi melakukan aktivitas ternak ayam. Sementara dalam musim hujan ada kesepakatan tidak akan ada aktivitas karena jelas bisa mengganggu terkait bau maupun munculnya lalat.

“Namun kesepakatan itu tidak digubris. Pada musim hujan aktivitas tetap berlangsung. Kami sebagai tetangga yang langsung berdekatan dengan kandang sangat tergganggu. Bau yang menyengat maupun lalat yang beterbangan jelas mengganggu aktivitas kami,” ujar pengusaha mebel ini.

Selain kehidupan keluarga yang terganggu, Midhan mengaku usaha bisnis mebel yang digelutinya juga terganggu. Kok bisa? Usut punya usut ternyata banyaknya lalat akibat berdekatan dengan kandang ayam membuat proses produksi mebel mengalami gangguan dari makhluk menjijikkan tersebut.

“Saat dilakukan finishing ada lalat yang menempel dan kemudian secara tidak sengaja kemudian ikut menempel. Kami harus mengulang. Ini kan merepotkan. Tahun 2007 bahkan saya sempat merugi hingga Rp 500 juta akibat dua kontainer saya gagal ditolak buyer akibat lalat yang menempel pada barang mebel,” ungkapnya.

Parto warga lainnya juga mengeluh dengan keberadaan kandang ayam milik Sukarno tersebut. “Di rumah saya banyak lalat maupun bau yang tidak enak karena kandang. Ya kita minta pihak terkait menangani masalah tersebut,” ungkap Parto.

Terpisah, saat didatangi kerumahnya pemilik kandang ayam pedaging, Sukarno, tidak berada dirumah. Istrinya kemudian yang menjawab terkait keberadaan kandang ayam yang dianggap meresahkan warga. Menurutnya kandang ayam miliknya sebetulnya bukan satu-satunya. “Bukan hanya kami saja yang mempunyai kandang ayam. Warga lain juga ada yang memiliki kandang ayam,” jelasnya.

Menurutnya adanya keluhan tersebut hanya dirasakan sebagian warga. Dia menilai kemungkinan ada warga yang tidak senang dengan usahanya tersebut. “Selama ini tidak ada masalah. Kalaupun ada masalah paling orang yang tidak senang saja,” terangnya tanpa mau menyebutkan identitas.

Dia bahkan mengklaim Dinas Lingkungan Kabupaten Jepara juga tidak pernah mempermasalahkan. Pasalnya pernah ada dari pihak dinas lingkungan yang datang dan mengatakan jika kandangnya itu sudah memenuhi unsur kebersihan dan tidak ada masalah. (zis)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar